INI BUKAN PERCAKAPAN UNTUK TELEPON.
Mari kita asumsikan itu iya, tapi ini tidak percakapan
Untuk telepon, kau tahu, telinga kita memiliki
pendengaran waspada, jadi kita siapkan dalam
bahasa asing bagi mereka dan kita,
dan jangan katakan “iya”
sebelum kau menerjemahkannya.
Baikalah, mari kita akui itu iya, tapi ini tidak
nyaman untuk saat ini, kau tahu, dinding kita
memiliki pendengaran yang sensitif, jadi mari kita
menjagannya untuk nanti, menyimpannya
dan tidak mengatakan “iya”
sebelum kau menunggunya.
Baiklah mari kita setujui itu iya, tapi ini tidak bertahan
selamanya, kau tahu, jiwa kita
memiliki dinding tipis, jadi kita menganggap
untuk hari ini, untuk sementara waktu,
dan jangan katakan “iya”
sebelum kau menghapusnya.
Baikalah itu pasti tidak, tapi ini bukan
kesimpulan sebenarnya, kau tahu,
pendengar kita memiliki jiwa yang sensitif,
jadi mari kita berlagak untuk sekarang
bahwasanya kita protes, dan jangan katakan “tidak”
sebelum kau meminta maaf.
English translate oleh Valeria Wasilewski

Stanisław Barańczak (1946-2014), Polish writer and his wife, Anna
Puisi oleh Stanisław Barańczak
He was known for flouting state censors with poems that mocked the euphemistic language of communism, and his work was seditious enough that in the seventies he was barred from publishing in Poland, though he continued to publish underground. By the early eighties, his politics had cost him his job as a professor in Poznan, and he decamped to the U.S. to lecture at Harvard…clik the link continue read